Harum Hadiah dari-Nya
Kadang
aku berfikir, Apakah Allah benar-benar menyayangiku ? Ataukah ini yang disebut
dengan keadilan ?
Tak banyak yang kuinginkan.
Tapi…..
Perlahan-lahan air matanya jatuh diatas kertas yang bertulisan itu. Dia tak
tahu apa yang sedang dirasakannya sekarang. Banyak sekali hal yang ingin dia
ungkapkan. Tapi, hati dan fikirannya tak mampu mengungkapkannya. Mungkin karena
begitu banyak hal yang membuatnya merasa seperti tak dipedulikan.
Sudah
lewat tengah malam, tapi Fida malah semakin terjaga. Kebimbangan dan
kegelisahan meliputi dirinya. Imajinasinya juga kemana-mana.
Tak lama
kemudian, Fida membuka Al-Qur’an. Mencoba menguatkan hati dan fikirannya dengan
membaca ayat-ayat suci tersebut. Setelah itu, dia sholat tahajud.
Ini memang
bukan pertama kalinya dia sholat tahajud. Tapi malam ini begitu terasa berbeda.
Ia merasa sangat tenang dan semua kegelisahannya hilang seketika setelah sholat
tahajud. Perasaan yang sebelumnya sudah hilang. Yang ada sekarang hanya air
mata penuh syukur.
Matahari
telah menampakkan sinarnya. Seperti biasa Fida bersiap-siap untuk berangkat
sekolah. Tepat pukul 6 pagi, dia memulai langkahnya menuju ke sekolah.
“Fida !”, sapa seseorang dari belakangnya.
“Ya ?”,
jawab Fida sambil menoleh. Seseorang itu ternyata Farah. Dia teman sebangku
sekaligus sahabat Fida.
“Aku
pinjem buku catatan fisika mu ya ?”, tanya Farah.
“Iya”,
jawab Fida sambil tersenyum.
“Hari
ini kamu kelihatan senang. Wajahmu itu, terlihat berseri-seri. Kayak bunga. Hahaha”,
kata Farah.
“Oh ya ?
Benarkah ? Berarti aku cantik dong. Hehe”, kata Fida.
“Hahaha..
Eh eh Pak Hamdi sudah datang tuh”, kata Farah.
Pak Hamdi adalah guru bahasa Indonesia. Beliau seorang yang sangat sabar
dan pengertian. Sehingga banyak murid yang menyukai beliau. Beliau juga enak
dan asyik diajak diskusi ataupun tempat curhat.
Di
tengah-tengah pelajaran, Pak Hamdi dan seluruh kelas mencium bau harum Kasturi.
Harumnya sampai tercium ke seluruh ruang kelas. Bahkan sampai ada guru dari
kelas sebelah yang datang ke kelas Fida. Tapi Pak Hamdi dan guru itu tak berani
berbicara terlalu keras tentang harum itu. Seluruh murid di kelas Fida ribut
membicarakan harum itu. Termasuk Farah yang sebangku dengan Fida. Dia merasa
bau harum itu sangat dekat dengannya. Fida malah sebaliknya, dia tak merasa
mencium bau apapun.
Sampai tiba saat istirahat bau harum itt masih ada. Padahal di kelas Fida sudah mulai sepi. Hanya tinggal Fida sendiri yang
duduk di bangku ujung paling depan dan Pak Hamdi yang sedang duduk mengerjakan
sesuatu di meja guru.
“Maaf, Pak. Boleh saya bertanya sesuatu ?”, kata Fida tiba-tiba.
“Tentu, Tanya saja”,
jawab Pak Hamdi.
“Ini
mengenai bau harum tadi. Ehmm… saya tidak merasa mencium bau apapun, Pak.
Memangnya bau harum apa ya, Pak ? Apakah Bapak juga menciumnya ?”, Tanya Fida.
Pak Hamdi hanya tersenyum. Dan kemudian berkata,
“Itu
adalah harum Kasturi. Ya, Bapak juga menciumnya. Dan kamu tahu harum apakah
Kasturi itu ?”, kata Pak Hamdi balik bertanya.
“Kalau
tidak salah, itu adalah harum surga. Tapi, apa artinya ya
Pak ? Mengapa hanya saya yang tak mencium harum itu ?”, kata
Fida.
“Ya, kamu benar.
Harum Kasturi itu adalah harum surga. Itu karena harum Kasturi itu sebenarnya
berasal dari kamu, Fida.”, kata Pak Hamdi tersenyum.
Fida hampir tak
percaya dengan apa yang baru saja di katakan Pak Hamdi. Dia bingung. Dan dia
mulai merasa ketakutan.
“Maksud Bapak ?”, kata
Fida.
“Sepertinya itu
adalah hadiah dari Allah SWT. Bersyukurlah Fida !”, kata Pak Hamdi.
“Memangnya apa yang
sudah saya lakukan ?”, tanya Fida sekali lagi.
“Hmm.. Entahlah.
Hanya kamu dan Allah SWT yang mengetahuinya. Tapi kamu jangan takut. Mungkin
ini bukti kalau Allah sangat menyayangimu Fida”, kata Pak Hamdi sambil
tersenyum.
Fida semakin bingung.
Dia berusaha mempercayainya, tapi dia juga merasa
takut. Apakah arti ini semua Ya Allah..
hatinya mulai bertanya-tanya.
Sudah
seminggu harum kasturi itu masih tercium. Bahkan harumnya tercium hampir ke
seluruh sekolah.
Fida
juga tak tahu apa yang harus dia lakukan. Setiap malam dia memperbanyak sholat
tahajud. Berusaha merenung dan memikirkan apa maksud “hadiah Allah” ini. Mungkinkah ini, mungkinkah karena setiap
malam aku…… Hatinya
mencoba menjawabnya. Tapi ia tak begitu sepenuhnya bisa percaya.
Tak
terasa seminggu sudah terlewati. Dan harum itu juga perlahan-lahan mulai hilang. Fida juga merasa semakin tenang karena semakin dekat dengan-Nya. Hadiah
dari-Nya sangat membuat Fida bahagia. Meski ada perasaan takut juga sebenarnya.
Fida berjanji dalam
hati, bahwa dirinya akan berusaha melakukan sholat tahajud selama hidupnya.
Bukan hanya karena peristiwa yang telah terjadi ini, tapi karena dia sadar
bahwa Allah sangat menyayanginya. Walaupun tanpa orang tua, dan tak banyak juga
yang menyayanginya. Tapi Kasih Sayang Allah sudah melebihi segalanya.