Total Tayangan Halaman

Senin, 13 Februari 2012

Cerpenku ;D


Harum Hadiah dari-Nya
         
Kadang aku berfikir, Apakah Allah benar-benar menyayangiku ? Ataukah ini yang disebut dengan keadilan ?
Tak banyak yang kuinginkan. Tapi…..
                                                                                  
            Perlahan-lahan air matanya jatuh diatas kertas yang bertulisan itu. Dia tak tahu apa yang sedang dirasakannya sekarang. Banyak sekali hal yang ingin dia ungkapkan. Tapi, hati dan fikirannya tak mampu mengungkapkannya. Mungkin karena begitu banyak hal yang membuatnya merasa seperti tak dipedulikan.
            Sudah lewat tengah malam, tapi Fida malah semakin terjaga. Kebimbangan dan kegelisahan meliputi dirinya. Imajinasinya juga kemana-mana.
            Tak lama kemudian, Fida membuka Al-Qur’an. Mencoba menguatkan hati dan fikirannya dengan membaca ayat-ayat suci tersebut. Setelah itu, dia sholat tahajud.
            Ini memang bukan pertama kalinya dia sholat tahajud. Tapi malam ini begitu terasa berbeda. Ia merasa sangat tenang dan semua kegelisahannya hilang seketika setelah sholat tahajud. Perasaan yang sebelumnya sudah hilang. Yang ada sekarang hanya air mata penuh syukur.
            Matahari telah menampakkan sinarnya. Seperti biasa Fida bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Tepat pukul 6 pagi, dia memulai langkahnya menuju ke sekolah.    
          “Fida !”, sapa seseorang dari belakangnya.
            “Ya ?”, jawab Fida sambil menoleh. Seseorang itu ternyata Farah. Dia teman sebangku sekaligus sahabat Fida.
            “Aku pinjem buku catatan fisika mu ya ?”, tanya Farah.
            “Iya”, jawab Fida sambil tersenyum.
            “Hari ini kamu kelihatan senang. Wajahmu itu, terlihat berseri-seri. Kayak bunga. Hahaha”, kata Farah.
            “Oh ya ? Benarkah ? Berarti aku cantik dong. Hehe”, kata Fida.
            “Hahaha.. Eh eh Pak Hamdi sudah datang tuh”, kata Farah.
            Pak Hamdi adalah guru bahasa Indonesia. Beliau seorang yang sangat sabar dan pengertian. Sehingga banyak murid yang menyukai beliau. Beliau juga enak dan asyik diajak diskusi ataupun tempat curhat.
            Di tengah-tengah pelajaran, Pak Hamdi dan seluruh kelas mencium bau harum Kasturi. Harumnya sampai tercium ke seluruh ruang kelas. Bahkan sampai ada guru dari kelas sebelah yang datang ke kelas Fida. Tapi Pak Hamdi dan guru itu tak berani berbicara terlalu keras tentang harum itu. Seluruh murid di kelas Fida ribut membicarakan harum itu. Termasuk Farah yang sebangku dengan Fida. Dia merasa bau harum itu sangat dekat dengannya. Fida malah sebaliknya, dia tak merasa mencium bau apapun.
            Sampai tiba saat istirahat bau harum itt masih ada. Padahal di kelas Fida sudah mulai sepi. Hanya tinggal Fida sendiri yang duduk di bangku ujung paling depan dan Pak Hamdi yang sedang duduk mengerjakan sesuatu di meja guru.
            “Maaf, Pak. Boleh saya bertanya sesuatu ?”, kata Fida tiba-tiba.
            “Tentu, Tanya saja”, jawab Pak Hamdi.
            “Ini mengenai bau harum tadi. Ehmm… saya tidak merasa mencium bau apapun, Pak. Memangnya bau harum apa ya, Pak ? Apakah Bapak juga menciumnya ?”, Tanya Fida.
Pak Hamdi hanya tersenyum. Dan kemudian berkata,
“Itu adalah harum Kasturi. Ya, Bapak juga menciumnya. Dan kamu tahu harum apakah Kasturi itu ?”, kata Pak Hamdi balik bertanya.
“Kalau tidak salah, itu adalah harum surga. Tapi, apa artinya ya Pak ? Mengapa hanya saya yang tak mencium harum itu ?”, kata Fida.
“Ya, kamu benar. Harum Kasturi itu adalah harum surga. Itu karena harum Kasturi itu sebenarnya berasal dari kamu, Fida.”, kata Pak Hamdi tersenyum.
Fida hampir tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan Pak Hamdi. Dia bingung. Dan dia mulai merasa ketakutan.
“Maksud Bapak ?”, kata Fida.
“Sepertinya itu adalah hadiah dari Allah SWT. Bersyukurlah Fida !”, kata Pak Hamdi.
“Memangnya apa yang sudah saya lakukan ?”, tanya Fida sekali lagi.
“Hmm.. Entahlah. Hanya kamu dan Allah SWT yang mengetahuinya. Tapi kamu jangan takut. Mungkin ini bukti kalau Allah sangat menyayangimu Fida”, kata Pak Hamdi sambil tersenyum.
Fida semakin bingung. Dia berusaha mempercayainya, tapi dia juga merasa takut. Apakah arti ini semua Ya Allah.. hatinya mulai bertanya-tanya.
Sudah seminggu harum kasturi itu masih tercium. Bahkan harumnya tercium hampir ke seluruh sekolah.
Fida juga tak tahu apa yang harus dia lakukan. Setiap malam dia memperbanyak sholat tahajud. Berusaha merenung dan memikirkan apa maksud “hadiah Allah” ini. Mungkinkah ini, mungkinkah karena setiap malam aku…… Hatinya mencoba menjawabnya. Tapi ia tak begitu sepenuhnya bisa percaya.
Tak terasa seminggu sudah terlewati. Dan harum itu juga perlahan-lahan mulai hilang. Fida juga merasa semakin tenang karena semakin dekat dengan-Nya. Hadiah dari-Nya sangat membuat Fida bahagia. Meski ada perasaan takut juga sebenarnya.
Fida berjanji dalam hati, bahwa dirinya akan berusaha melakukan sholat tahajud selama hidupnya. Bukan hanya karena peristiwa yang telah terjadi ini, tapi karena dia sadar bahwa Allah sangat menyayanginya. Walaupun tanpa orang tua, dan tak banyak juga yang menyayanginya. Tapi Kasih Sayang Allah sudah melebihi segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar